
Hari Ibu adalah salah satu perayaan yang membangkitkan aneka perasaan wanita. Sebagian wanita menyukainya. Sebagian lagi tidak merasa nyaman dengannya. Banyak yang sangat menderita. Mereka benar-benar merasa terasing karena mereka tidak memiliki anak.
Saya bertanya kepada teman-teman saya di Facebook mengenai pandangan mereka tentang Hari Ibu, dan jawaban mereka sedikit tidak seperti yang saya harapkan:
Beberapa orang berbicara tentang betapa sakit yang mereka rasakan setiap Hari Ibu karena mereka belum menjadi seorang ibu.
Yang lain berkata sulit karena dia adalah seorang ibu tiri, bukan ibu kandung, sementara masih harus mengemban semua tugas keibuan.
Orang yang lain lagi sedang mengalami pergumulan pada hari itu karena dia kehilangan ibunya terlalu dini.
Sementara seorang ibu muda merasa sulit karena mempunyai anak-anak yang masih kecil dan dia bekerja sangat keras, tetapi tidak ada seorangpun yang menyadari kerja kerasnya.
Izinkan saya membahas hal ini:
Semua wanita adalah seorang ibu, apakah itu sudah melahirkan anak ataupun tidak
Peran ibu dapat Anda temukan di mana-mana. Anda menemukannya di kelas sebagai guru. Beberapa adalah ibu angkat, ibu adopsi, atau ibu tiri. Beberapa orang sangat menginginkan memiliki anak sendiri, tetapi karena alasan tertentu mereka tidak dapat memiliki anak. Banyak yang masih lajang dan sangat mendambakan agar dapat mempunyai keluarga sendiri. Banyak yang mengurus anak-anak orang lain sebagai pengasuh anak. Banyak wanita adalah sebagai bibi, saudara perempuan, nenek, atau teman-teman –semuanya dengan senang hati dan tanpa memikirkan diri sendiri menolong orang-orang di sekitar mereka.
Wanita, secara alami, memiliki naluri keibuan
Kita menjadi ibu bagi sesama, anak-anak kita, anak-anak tetangga, binatang peliharaan, suami kita, teman-teman, dan hampir semua benda hidup yang memungkinkannya. Sifat pengasuh, rasa iba, kasih sayang, serta kepedulian yang membuat kita semua menjadi ibu.
Ibu yang memiliki “kelebihan” mengajari dan mendorong kerap kali dengan teladannya
Tidak hanya saat kita menjadi pemberi nasihat dan dorongan, tetapi juga sebagai penerima. Kita mengamati wanita lain dan belajar dari pengamatan kita. Sering kali kita terilhami untuk membuat perubahan dalam kehidupan kita sendiri karena melihat teladan ibu-ibu yang lain.
Kata “ibu” didefinisikan sebagai
“Menjaga, mengasuh, dan melindungi secara naluri keibuan.” Itu tepat sekali. Jika Anda “menjaga, mengasuh, dan melindungi secara naluri keibuan,” anggaplah bahwa Anda adalah seorang ibu, atau seseorang yang bertindak sebagai ibu.
Sebagai wanita, kita dapat mencakup peran kita sebagai ibu, bukan hanya untuk anak-anak kita sendiri tetapi untuk sesama. Angkat dan semangati sesama sebagaimana seorang ibu melakukannya. Rayakan Hari Ibu dengan penampilan baru dan kenali keterampilan-keterampilan seorang ibu yang kita miliki dalam diri kita. Bahkan sesuatu tindakan yang kecil bagi kita membuat perubahan besar dalam kehidupan banyak orang. Kita perlu mengenali bahwa semua wanita adalah ibu.
Rayakan para ibu.
Rayakan para wanita.
Rayakan Anda.
sumber :
http://keluarga.com/keluarga/cara-merayakan-peran-kewanitaan-pada-hari-ibu